Sejarah

                                                                                      logo_korem

                                                              SEJARAH SATUAN KODIM 0704/BANJARNEGARA
                                                                                 KOREM 071/WIJAYAKUSUMA

Perlu diungkapkan di sini bahwa semangat dan dorongan untuk menulis buku ini lebih tertumpu pada upaya mewariskan nilai-nilai kepejuangan pada generasi muda, bukan pada semangat penelitian ilmiah. Sebagai bangsa pejuang, kita meyakini bahwa nilai-nilai kepejuangan seperti semangat berjuang tanpa pamrih, kerelaan menderita untuk bangsa dan negara atau keinginan mengedepankan kepentingan umum dari pada kepentingan pribadi adalah nilai-nilai yang perlu dilestarikan, diwariskan dan ditumbuhkembangkan pada generasi penerus.
Namun demikian penulis tetap mencoba agar pemaparan data-data dalam buku ini tetap berdasarkan pada “ scientific attitude “ atau semangat ilmiah. Artinya data-data yang disajikan tatap diupayakan valid atau dapat dipertanggung jawabkan. Nama-nama tempat kejadian, jenis senjata atau istilah-istilah dalam bahasa Belanda atau Jepang telah diusahakan memiliki validitas sebagai data yang benar. Di samping itu penilaian terhadap sebuah pertempuran atau kondisi sesuatu tempat saat itu tetap ditulis dengan “ apa adanya “ dan menjunjung tinggi obyektivitas.
Tetapi cara penulisannya memang tidak menggunakan metoda-metoda ilmiah, sebagaimana layaknya sebuah buku sejarah ditulis. Apa yang lahir dari pemikiran penulis hanyalah sebuah “ cerita “, sebuah uraian panjang tentang perjuangan merebut kemerdekaan di Banjarnegara. Cara menceritakannya menggunakan bahasa “ bertutur “, bahasa naratif yang diharapkan mudah dinikmati oleh pembaca. Maka sistimatika yang digunakanpun memperlihatkan rangkaian peristiwa yang disajikan secara kronologis; berurutan dari waktu ke waktu. Semuanya mengalir begitu saja tanpa analisa, tanpa referensi dan sekali-kali digunakan bahasa oratoris, karena semangat patriotisme yang tiba-tiba bangkit ketika mengenang teman-teman yang gugur atau penderitaan rakyat dalam belenggu penjajah.
Untuk mendekati kenyataan konkrit yang ada saat itu, buku ini dibagi dalam bab-bab yang agak rinci atau detail. Keseluruhannya terbagi dalam tulisan/cerita, menggambarkan prolog dan epilog peristiwa perebutan kemerdekaan di Banjarnegara. Tidak hanya menggambarkan atau merefleksikan sejarah perjuangan di masa lampau tapi juga mencoba memproyeksikan tatapan ke masa depan, dalam rangka menyongsong hari esok yang lebih cerah di Banjarnegara. Maka pada Bab II dipaparkan terlebih dahulu saat-saat pra-kemerdekaan di Kabupaten Banjarnegara, dari Perang Asia Timur Raya, kedatangan Jepang di Indonesia dan segala penderitaan rakyat pada masa pendudukannya; seperti pengerahan tenaga sebagai romusha dan kekurangan sandang sehingga kain ”bagor”pun dimanfaatkan sebagai celana. Bab ini diakhiri dengan pembentukan tentara PETA dan kekalahan Jepang dalam perang melawan sekutu.

Situs ini menggunakan cookie. Dengan terus menelusuri situs, Anda menyetujui penggunaan cookie kami. Cari tahu lebih lanjut di sini